Mekar Bhuana, Penjaga Kelestarian Musik Bali

Musik (gamelan) dan tarian merupakan bagian unik dan penuh warna dalam kehidupan sehari-hari orang Bali.  Di Bali terdapat tak kurang dari 45 jenis orkestra gamelan di Bali dan ratusan tarian. Namun, sejauh ini hanya sedikit orang, bahkan orang Bali sendiri, yang menyadari bahwa beberapa bentuk seni ini telah langka bahkan terancam punah. Karena modernisasi, globalisasi, pariwisata yang salah arah dan cara hidup yang biasanya semakin cepat, tradisi yang lebih tua telah kehilangan popularitas – dalam beberapa kasus, hilang sama sekali.

Beruntung ada kelompok Mekar Bhuana yang aktif dalam dokumentasi, studi, rekonstruksi dan penampilan dari bentuk seni yang kaya dan menakjubkan, namun undervalued ini. Berdasarkan penelitian lebih dari 15 tahun, mereka bekerja sama dengan para guru senior dari desa-desa, juga musisi profesional dan penari, untuk mendokumentasikan, belajar dan mempopulerkan kembali tradisi yang hampir punah.

Merekah ke Seluruh Dunia 

Nama Mekar Bhuana sendiri berarti “merekah indah ke seluruh dunia”, nama ini mengandung harapan bahwa musik dan musik tarian kuno Bali yang mereka gali akan merekah kembali dan keindahannya merebak ke seluruh dunia.

“Semangat itulah yang menjadi daya gerak bagi Mekar Bhuana untuk terus mendidik anak-anak muda mengenai nilai-nilai intrinsik bentuk seni Bali yang lebih dari satu milenium yang lalu terinspirasi oleh keindahan alam dari lingkungan tropis pulau ini,” ujar Voughn Hatch motor utama Mekar Bhuana.

Menurut Voughn yang bergiat bersama istrinya, Evie Hatch,  Mekar Bhuana melakukan semua hal di atas dengan mengenalkan kepada anak-anak yang belajar di situ mengenai akar budaya mereka (Bali) di bidang pertanian dan bagaimana gaya hidup agraria ini melahirkan bentuk-bentuk seni yang kompleks yang terkenal di Bali hari ini.

Siswa Mekar Bhuana tidak hanya belajar tentang bentuk seni budaya Bali tapi juga bagaimana memahami dan merawat lingkungan pulau yang rapuh. Pusat kami bertujuan untuk menjadi nol limbah melalui pengomposan, daur ulang, bersepeda dan berkebun. Jika siswa dapat menghargai hal-hal ini, mereka juga akan lebih menghargai lingkungan artistik yang indah yang telah muncul sebagai hasilnya.

Secara umum tujuan Mekar Bhuana adalah meningkatkan kesadaran lokal dan internasional tentang bentuk seni pertunjukan Bali yang langka dan terancam punah; membantu mendorong desa dan pengadilan untuk melestarikan bentuk seni berharga mereka, termasuk instrumen gamelan asli, instrumentasi, gaya bermain, repertoar, kostum tari dan gaya local; mempelajari bentuk seni pertunjukan langka dari guru lokal dan merekonstruksi repertoar gamelan dari rekaman dan notasi – untuk merekam, mendokumentasikan bentuk seni pertunjukan yang langka.

“Kami juga bermaksud memproduksi dan mengedarkan CD, VCD dan DVD mengenai berbagai bentuk seni pertunjukan yang langka serta menjadikan diri sebagai pusat pelatihan di mana orang bisa datang dan belajar bentuk-bentuk seni langka ini. Kami ingin orang menghargai keindahan gaya musik dan tarian yang unik ini. Pemusik dan penari kami terus belajar dan mampu melakukan sejumlah gaya langka dari desa-desa di seluruh Bali,” terang Voughn.

Di luar itu, Mekar Bhuana ini turut berpartisipasi dalam melindungi hak dan kepekaan para seniman pertunjukan tradisional  serta menyediakan arsip lengkap bentuk seni pertunjukan tradisional yang dapat diakses oleh masyarakat umum dan tempat di mana orang-orang yang menyukai gamelan dan tarian Bali dapat mengumpulkan, belajar dan berbagi pengetahuan dan pengalaman berharga mereka.

Saat ini, Mekar Bhuana berfokus pada musik dan tarian istana abad pertengahan, dengan belajar komposisi dari guru atau rekaman lama. Musisi kami kemudian memainkan musik di orkestra antik di tengahnya. Konsep pelestarian setia Mekar Bhuana sama dengan menciptakan museum hidup-seperti bermain Mozart dengan instrumen baroque. Di Bali, Mekar berarti ‘mekar’ dan Bhuana berarti ‘dunia’. Kami berharap bentuk seni kuno ini suatu hari akan berkembang lagi tidak hanya di Bali, tapi juga di seluruh dunia.***

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *