Rai Mantra Luncurkan Buku Jejak Peneliti Belia

Sebagai apresiasi pada puluhan siswa yang berprestasi di bidang penelitian ilmiah dan telah mampu mengahrumkan nama Bali dan Indonesia ditingkat Internasional, Pemerintah Kota Denpasar meluncurkan buku  “Jejak Peneliti, Himpun Hasil Penelitian Siswa SMP dan SMA 2017”. Peluncuran dilakukan langsung oleh Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, Kamis, 23 Nopember 2017,  di Rumah Pintar, Jalan Kamboja, Denpasar.

Dalam peluncuran yang berlangsung sahaja namun penuh tawa tersebut para peneliti belia yang telah berhasil memenangi medali emas, perak maupun perunggu di ajang Internasional tersebut bergiliran tampil di depan Walikota Rai Mantra dan undangan memaparkan secara sekilas hasil penelitian mereka. Sebagian besar dari mereka memaparkan hasil risetnya dengan bahasa Inggris yang sangat baik.

Dalam pidatonya,Walikota Rai Mantra mengapresiasi keberhasilan para penelitian muda dari berbagai SMP dan SMA di Denpasar tersebut sebagai sebuah langkah luar biasa yang diayunkan di usia belia.

“Pencapaian kalian dalam penelitian yang berhasil meraih medali tingkat Internasional menjadi kebanggan kami dan seluruh masyarakat Kota Denpasar. Sungguh sebuah langkah hebat yang dilakukan di usia muda. Teruslah berkarya untuk bekal masa depan kalian dan untuk kemanfaatan bagi sesama,” ucapnya.

Hadir dalam acara peluncuran tersebut Kepala Badan Kreatif Denpasar I GP Anindya Putra, Kepala UPT Rumah Pintar I Wayan Suwena, sejumlah pejabat Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Denpasar, serta beberapa Kepala Sekolah SMP dan SMA Negeri di Kota Denpasar.

Berikut data lengkap judul penelitian dan prestasi internasional yang diraih para peneliti muda Denpasar 2017:

 

Chef Komang Aryana “PR” Kuliner Bali

Chef Komang Aryana lahir dan besar di Bali. Jauh sebelum menjadi chef ia telah menaruh minat yang sangat besar terhadap wisata kuliner dan resep-resep warisan Tradisi Bali. Minat dan kecintaannya tersebut […]

KPK Gelar Festival Anti Korupsi di Denpasar

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerjasama dengan beberapa komunitas akan melaksanakan puncak Festival Anti Korupsi di Kota Denpasar. Festival itu akan berlangsung di Lapangan Taman Kota Lumintang pada 9 Desember 2017.

Menurut Spesialis Madya Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK  Indraza Marzuki, Festival Anti Korupsi yang digelar pertama kali di Bali ini bertujuan untuk meminimalisir jumlah korupsi di Indonesia.

“Melalui berbagai kegiatan kreatif dan seni kita gemakan pesan anti korupsi guna membangun budaya jujur dan bersih dalam segala hal pada masyarakat Indonesia,” ujar Indraza.

Usai beraudensi dengan Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, Senin (13/11), Indraza Marzuki mengatakan festival ini sengaja melibatkan semua komunitas di Bali, agar menggelorakan anti korupsi kepada seluruh komponen masyarakat. ”Kegiatan festival ini akan menampilkan fotografi, teater, puisi, mural, komik, poster, video art, jingle radio, majalah dinding, karya jurnalistik, cerdas cemat dan sebagainya,” terangnya.

Ketua Panitia I Nyoman Mardika mengatakan, kegiatan ini mengandeng beberapa komunitas. Masing-masing komunitas telah membuat kegiatan yang akan ditampilkan pada puncak acara,” ujarnya.

Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan, kegiatan ini untuk meminimalisir dan mengatasi anti korupsi. Kegiatan ini juga dipublikasikan melalui Pro Denpasar, sehingga masyarakat mengetahuinya dan bisa hadir menyaksikan kegiatan yang dilaksanakan dalam Festival Anti Korupsi tersebut.

“Untuk memperlancar kegiatan ini, kami di Pemerintah Kota Denpasar siap membantu memfasilitasi,” ujar Rai Mantra.

Sebanyak 16 komunitas di Pulau Dewata berkolaborasi dengan KPK menggemakan gerakan antikorupsi ini. Komunitas-komunitas tersebut adalah Kompilasi Musik Antikorupsi, Jatijagat Kampung Puisi Bali, Komunitas Teater Bali, Komunitas Pojok, Komunitas Djamur, Platiscology Community, Komunitas Ruang Asah Tukad Abu, Lingkara Photography Community, AJI Denpasar, Bintang Gana, Luden House, Komunitas Seni Lawan Korupsi, Rumah Sanur Creative Hub, Komunitas SAMAS Bali, Manikaya Kauci, dan Komunitas Hutan Film Festival.

Puncak Festival Antikorupsi dilaksanakan 9 Desember 2017. Namun sebelum itu serangkaian kegiatan telah dilaksanakan oleh masing-masing komunitas yakni fotografi, teater, puisi, mural, komik, poster, video art, jingle radio, majalah dinding, dan esai.

Koordinator Bidang Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Muryono Prakoso mengatakan partisipasi publik merupakan salah satu kunci untuk menangkal korupsi. Dengan melibatkan publik dalam kegiatan kampanye antikorupsi ini, nantinya masyarakat dapat turut aktif melakukan kontrol. Melihat di Bali terdapat banyak komunitas  dengan beragam aktivitas dan kreativitas serta mengakar, maka dirasa cukup strategis menyampaikan pesan antikorupsi kepada masyarakat melalui komunitas-komunitas tersebut melalui kegiatan-kegiatan sederhana.

“Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, tidak semata dengan kegiatan yang besar-besar, karena kalau publik hanya adem-ayem, tentunya tidak merasa punya peran dalam kegiatan penyelamatan negeri dari bahaya korupsi,” tandas Muryono.

Navicula Kolaborasi dengan Musisi Aborijin di Mapping Melbourne

BAND rock asal Bali Navicula akan menggelar tur ke Australia dan berkolaborasi dengan musisi Aborijin pada November hingga Desember 2017. Navicula akan tampil di beberapa acara, salah satunya Mapping Melbourne yang digelar oleh Multicultural Arts Victoria (MAV) di Testing Grounds, City Road, Southbank pada 8 Desember.

Di Mapping Melbourne Navicula akan berkolaborasi dengan musisi aborijin Kutcha Edwards dan Robbie Bundle. Navicula bersama Edwards dan Bundle akan terlibat dalam rangkaian aktivitas kesenian dan workshop bersama seniman lain di Lake Tyers, East Gippsland, Victoria pada akhir November.

Navicula akan tiba di Melbourne 23 November dan langsung menuju Lake Tyers. Gede Robi, vokalis dan gitaris Navicula mengatakan sangat antusias pada rencana kolaborasi.

“Dapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan musisi Aborijin mengingatkan kami pada akar budaya Bali dan pentingnya untuk tetap terhubung dan menghormati budaya lama,” kata Robi.

Navicula dikenal sebagai band yang aktif terlibat dalam gerakan sosial dan lingkungan. Bahkan band ini dijuluki sebagai Green Grunge Gentlemen karena pesan-pesan dalam musik mereka sarat tema lingkungan. Robi mengharapkan kolaborasi dan aktivitas bersama komunitas seni dan masyarakat Aborijin di Lake Tyers akan memperkaya wawasan lingkungan mereka.

“Ketika kami mencari-cari solusi untuk banyak masalah masa kini, termasuk konservasi lingkungan, kami sering menemukan kalau solusi sudah ada lama pada masyarakat asli. Peran kami sebagai generasi yang lebih muda bisa lebih sederhana dengan belajar dari komunitas-komunitas ini dan memberdayakan kearifan mereka,” kata Robi.

Navicula akan datang bersama tim dari Kopernik, lembaga nirlaba berbasis di Ubud, Bali yang memusatkan diri pada pencarian solusi untuk mengurangi kemiskinan. Solusi itu bisa didorong dengan teknologi -baik fisik maupun informasi dan komunikasi- dan pendekatan yang diinpirasi dari prilaku. Kopernik banyak melakukan distribusi alat teknologi yang sederhana dan terjangkau untuk masyarakat desa seperti lampu tenaga surya dan saringan air.

Aktivitas kolaborasi di Lake Tyers difasilitasi oleh organisasi seni dan perubahan sosial FLOAT dan Wurinbeena. “Pertukaran ide secara internasional dan regional sangat vital. Kami telah menguji coba model pengembangan ekonomi yang cocok untuk komunitas kami, dan mengeksplorasi tata guna lingkungan yang kreatif. Bekerja dengan Navicula dan Kopernik adalah kesempatan yang sangat seru,” kata Andrea Lane, produser FLOAT.

“Wurinbeena menyambut musisi Indonesia Navicula untuk berkolaborasi dengan komunitas kami dan Kuthca Edwards dan Robbie Bundle. Keren,” kata Lennie Hayes, seniman Gunyah.

Robi dan Ewa Wojkowska, pendiri Kopernik akan berbicara di Indonesia Forum Melbourne University 28 November dan Asia 21 Summit, pertemuan pemimpin muda Asia Pasifik di RMIT, 29 Novemberhingga 1 Desember. Selain Melbourne, Navicula juga akan tampil di Sydney, Byron Bay dan Brisbane.

Ini merupakan tur kedua bagi Navicula ke Australia. Band ini pernah tampil Sydney Festival 2013. Navicula juga pernah tur ke Kanada dan Amerika Serikat. Pada tahun 2012 Navicula memenangkan kompetisi RØDE Rocks dari produsen microphone RØDE berbasis di Sydney. Hadiahnya Navicula diterbangkan ke Los Angeles untuk rekaman di studio Record Plant di Hollywood.

Navicula saat ini tengah menggarap album ke-9 mereka, di studio sekaligus markas mereka di Ubud, Bali. Album ini rencananya akan berjudul Earthship. ** Alfred Ginting