KPK Gelar Festival Anti Korupsi di Denpasar

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerjasama dengan beberapa komunitas akan melaksanakan puncak Festival Anti Korupsi di Kota Denpasar. Festival itu akan berlangsung di Lapangan Taman Kota Lumintang pada 9 Desember 2017.

Menurut Spesialis Madya Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK  Indraza Marzuki, Festival Anti Korupsi yang digelar pertama kali di Bali ini bertujuan untuk meminimalisir jumlah korupsi di Indonesia.

“Melalui berbagai kegiatan kreatif dan seni kita gemakan pesan anti korupsi guna membangun budaya jujur dan bersih dalam segala hal pada masyarakat Indonesia,” ujar Indraza.

Usai beraudensi dengan Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, Senin (13/11), Indraza Marzuki mengatakan festival ini sengaja melibatkan semua komunitas di Bali, agar menggelorakan anti korupsi kepada seluruh komponen masyarakat. ”Kegiatan festival ini akan menampilkan fotografi, teater, puisi, mural, komik, poster, video art, jingle radio, majalah dinding, karya jurnalistik, cerdas cemat dan sebagainya,” terangnya.

Ketua Panitia I Nyoman Mardika mengatakan, kegiatan ini mengandeng beberapa komunitas. Masing-masing komunitas telah membuat kegiatan yang akan ditampilkan pada puncak acara,” ujarnya.

Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan, kegiatan ini untuk meminimalisir dan mengatasi anti korupsi. Kegiatan ini juga dipublikasikan melalui Pro Denpasar, sehingga masyarakat mengetahuinya dan bisa hadir menyaksikan kegiatan yang dilaksanakan dalam Festival Anti Korupsi tersebut.

“Untuk memperlancar kegiatan ini, kami di Pemerintah Kota Denpasar siap membantu memfasilitasi,” ujar Rai Mantra.

Sebanyak 16 komunitas di Pulau Dewata berkolaborasi dengan KPK menggemakan gerakan antikorupsi ini. Komunitas-komunitas tersebut adalah Kompilasi Musik Antikorupsi, Jatijagat Kampung Puisi Bali, Komunitas Teater Bali, Komunitas Pojok, Komunitas Djamur, Platiscology Community, Komunitas Ruang Asah Tukad Abu, Lingkara Photography Community, AJI Denpasar, Bintang Gana, Luden House, Komunitas Seni Lawan Korupsi, Rumah Sanur Creative Hub, Komunitas SAMAS Bali, Manikaya Kauci, dan Komunitas Hutan Film Festival.

Puncak Festival Antikorupsi dilaksanakan 9 Desember 2017. Namun sebelum itu serangkaian kegiatan telah dilaksanakan oleh masing-masing komunitas yakni fotografi, teater, puisi, mural, komik, poster, video art, jingle radio, majalah dinding, dan esai.

Koordinator Bidang Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Muryono Prakoso mengatakan partisipasi publik merupakan salah satu kunci untuk menangkal korupsi. Dengan melibatkan publik dalam kegiatan kampanye antikorupsi ini, nantinya masyarakat dapat turut aktif melakukan kontrol. Melihat di Bali terdapat banyak komunitas  dengan beragam aktivitas dan kreativitas serta mengakar, maka dirasa cukup strategis menyampaikan pesan antikorupsi kepada masyarakat melalui komunitas-komunitas tersebut melalui kegiatan-kegiatan sederhana.

“Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, tidak semata dengan kegiatan yang besar-besar, karena kalau publik hanya adem-ayem, tentunya tidak merasa punya peran dalam kegiatan penyelamatan negeri dari bahaya korupsi,” tandas Muryono.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *